Gonggongan anjing penjaga kebun itu cukup membuat nyali ciut. Apalagi tak hanya menggonggong, beberapa anjing juga mengejar kami. Kontan saja kami kabur menggowes sepeda secepatnya. Untung saja kami tak terkejar karena medan turunan cukup membantu laju sepeda.
Sejak peristiwa itu, saya jadi berpikir bagaimana caranya bertahan jika bertemu dengan anjing semacam itu tanpa harus ngebut. Karena bisa saja kita bertemu dengan anjing saat kondisi kita sudah sangat lelah yang gak memungkinkan kita kabur dengan gowes kencang. Apalagi anjing bisa ditemui di mana saja.
Lalu setelah berdiskusi dengan teman, membaca di forum pesepeda, dan sebagainya, ketemulah solusi yaitu memanfaatkan seatpost sepeda. Ternyata seatpost sepeda tempat sadel bertengger ini bisa menjadi senjata kita. Dia mudah dilepas dan bersama sadel, batangan seatpost ini bisa jadi pentungan atau gada dadakan.
Jika akhirnya kita terkejar dan diserang anjing, tentu memakai seatpost sebagai pertahanan jauh lebih baik walau gak menjamin akan menang lawan anjing. Tapi bisa jadi juga anjingnya akan takut saat kena satu gebukan atau bahkan saat melihat kita membawa pemukul. Intinya jauh mendingan ada alat perlawanan daripada tangan kosong.
Namun rupanya seatpost sebagai sejata pesepeda ini tidak hanya berlaku untuk gangguan anjing. Gangguan anjing hanya satu contoh saja gangguan yang dihadapi pesepeda. Karena di luar sana banyak gangguan-gangguan lainnya.
Misalnya saja beberapa waktu lalu ada kabar pengendara sepeda yang diserang dengan pistol gas. Ada juga anak fixie dicegat orang dan dirampas sepedanya, dan banyak lagi cerita serangan pada pesepeda. Bukan mustahil hal yang sama juga akan menimpa pesepeda gunung atau MTB di jalur offroad. Jika kita dicegat dan diserang penjahat, membela diri dengan seatpost tentu bisa jadi pilihan.
Sebagai pesepeda, tentu kita tidak mencari masalah di jalan, tetapi kita juga perlu mengantisipasi jika akhirnya menemui masalah di jalan, terutama saat mendapat serangan fisik. Inilah enaknya pesepeda, sepeda kita sudah menyediakan senjata sebagai alat beladiri berupa seatpost. Kita tidak perlu repot-repot bawa golok, pedang, atau senjata tajam lainnya, atau bahkan senjata api untuk membela diri. Karena selain melanggar hukum, juga sangat repot membawanya.
Seatpost tidak perlu dibawa dengan tas,wadah, atau alat khusu karena sudah nempel di sepeda. Ini tentu membutuhkan seatpost yang mudah dilepas. Untuk itu ada baiknya memakai seatclamp yang mudah dilepas tanpa perlu memakai kunci.
Melawan Maling
Selain bisa sebagai senjata melawan penyerang, baik binatang maupun penjahat, seatpost juga bisa kita jadikan senjata melawan maling sepeda. Caranya tentu bukan menjadikan seatpost senjata pemukul, tapi hanya dengan mencopotnya saja dari sepeda. Loh kok bisa?
Caranya begini, saat parkir sepeda, kita copot seatpost dan sadel dan membawanya bersama kita. Yang tertinggal di parkiran hanya sepeda tanpa sadel dan seatpost. Ini tentu akan membuat maling mikir berkali-kali untuk membawa sepeda kita, apalagi kalau parkirnya di kantor, mal, atau tempat umum lainnya.
Jika nekat bawa, maling tidak akan bisa menaiki sepeda itu tanpa seatpost dan sadel. Belum lagi dia akan dicurigai karena membawa sepeda tanpa sadel (gak lazim). Kalaupun dibawa lari dengan digotong atau dituntun ini akan memperlambat kaburnya. Meski tidak menjamin 100 persen berhasil atau aman, tapi paling tidak cara ini bisa membantu meminimalisasi pencurian sepeda.
Itu tadi secuil info mengenai manfaat seatpost sepeda yang bisa dijadikan senjata. Semoga setelah ini anda bisa merasa aman saat gowes dan tidak merasa khawatir lagi, karena saat gowes anda duduk di atas senjata pesepeda.
Sumber : http://ceritasepeda.com