Kubilai Khan
Galileo Galilei
Ia memang manusia yang kurang beruntung selama hidupnya. Bahkan setelah mati sekalipun, Galileo tetap mengalami kesulitan. Setelah pandangan-pandangan ilmiahnya soal tata surya membuat dirinya berurusan dengan pihak gereja, kematiannya pun dirundung masalah. Saat kematiannya pada tahun 1642, jasadnya tidak langsung dikubur, tapi tetap disimpan hingga tahun 1737, kira-kira hampir seabad. Tak cukup hanya itu, sebelum dikubur di Gereja Santa Croce, Florence, Italia, seorang bangsawan tega memotong tiga jari Galileo sebagai “kenang-kenangan”. Dua dari jari itu kemudian dimiliki oleh seorang dokter Italia, dan jari ketiga-sepotong jari tengah-saat ini berada di Museum Sejarah Ilmu Pengetahuan di Florence, Italia, dipajang menunjuk ke langit di atas tiang marmer.
Abraham Lincoln
Tahun 1831 dia mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Tahun 1832 dia menderita kekalahan dalam pemilihan tingkat lokal. Tahun 1833 dia kembali bangkrut (kasian banget ya..). Tahun 1835 istrinya meninggal dunia. Tahun 1836 dia menderita tekanan mental yang sangat berat dan hampir saja masuk rumah sakit jiwa. Tahun 1837, dia kalah dalam suatu kontes pidato. Tahun 1840, ia gagal dalam pemilihan anggota senat AS. Tahun 1842, dia menderita kekalahan untuk duduk di dalam kongres AS. Tahun 1848 ia kalah lagi di kongres. Tahun 1855, lagi-lagi gagal di senat. Tahun 1856 ia kalah dalam pemilihan untuk menduduki kursi wakil presiden. Tahun 1858 ia kalah lagi di senat. Tahun 1860 akhirnya dia menjadi presiden Amerika Serikat. Siapakah dia? Dialah Abraham Lincoln. Intinya adalah jangan pernah menyerah dengan berbagai kegagalan yang pernah dialami, bahkan seberat apapun cobaan itu. Coba dan coba lagi!
Johannes Brahms
Kalau ada yang mengatakan bahwa seorang yang bergelut di bidang seni memiliki perasaan yang halus, maka cobalah baca fakta berikut ini. Johannes Brahms (1833-1897), komposer besar Jerman, adalah salah seorang yang sangat membenci binatang. Di kala santai atau sedang mencari inspirasi, komposer ini sering pergi ke loteng rumahnya dan mempersiapkan busur dan anak panah. Di sana hampir tiap waktu ia memanah kucing-kucing milik tetangganya. Kebiasaan buruk ini terus dilakukannya hingga sepanjang hidupnya!
Napoleon Bonaparte
Saat
berperang di Timur Tengah tahun 1799 bermaksud melepaskan 1200 tentara
Turki yang berhasil ditawan Perancis, ketika Perancis berhasil merebut
Jaffa. Saat itu Napoleon sedang terserang influenza. Saat menginspeksi
pasukan, Napoleon terserang batuk berat hingga ia mengatakan “Ma sacre
toux” (Batuk sialan). Perwira pendamping Napoleon merasa sang jenderal
mengatakan “Massacrez Tous” (Bunuh semua). Akibatnya, seluruh 1200 orang
tawanan Turki itu dibunuh. Hanya karena batuk sang jenderal dan kuping
perwira yang error!
Wilhelm Steinitz
Di
masa jayanya, Wilhelm Steinitz adalah salah satu pemain catur paling
cemerlang di dunia. Namun saat semakin tua, ia secara perlahan-lahan
dijangkiti kegilaan, dan sering merasa bahwa ia dapat menelepon
seseorang tanpa menggunakan telepon, ataupun bermain catur tanpa
menyentuh bidak. Puncak kegilaannya terjadi saat Steinitz mengumumkan
kepada masyarakat luas bahwa ia hendak menantang Tuhan untuk bermain
catur. Lebih parah lagi, ia menawarkan fur satu bidak dalam pertandingan
ini