Beberapa
pekan terakhir masyarakat Indonesia di Beijing, tekun menyimak
perkembangan di Tanah Air yang tengah "gonjang-ganjing" akibat kisruh
rencana kenaikan harga BBM. "Kira-kira
akan seperti aksi kerusuhan 1998 gak yaa....," ujar Siswanto, yang
tengah serius menyaksikan perkembangan di Tanah Air melalui saluran
televisi internet.
Bagaimana
tidak, beragam rumor mulai dari adanya mahasiswa yang ditembak aparat
hingga adanya tujuh jenderal yang mengundurkan diri, juga diterima
sebagian masyarakat Indonesia di Beijing.
Bahkan
meski Rapat Paripurna DPR RI memutuskan untuk menolak kenaikan harga
BBM, aksi unjuk rasa terus terjadi tidak saja di Jakarta tetapi juga di
kota lain di Indonesia. Berbagai fasilitas umum rusak, mahasiswa,
masyarakat dan bahkan aparat ikut menjadi korban.
Dibandingkan
di China, khususnya Beijing, yang baru saja menaikkan kembali harga
BBM-nya dalam enam pekan terakhir, rencana kenaikan BBM di Indonesia
benar-benar merupakan kebijakan yang ditolak dengan cara "keras".
Kedua kali
China,
negara pemakai BBM terbanyak setelah AS, kembali menaikkan harga
premium dan solar kedua kalinya dalam waktu kurang dari enam pekan.
Harga premium naik 6,6 persen atau 0,44 Yuan per liter, solar naik 7,2
persen atau 0,51 Yuan. Keputusan tersebut diambil menyusul naiknya
harga minyak mentah ke Yuan-600 setara 95 dollar AS per metrik ton.
National
Development and Reform Commission-China, lembaga sejenis Bappenas di
Indonesia, mencatat harga tiga jenis minyak mentah yang disurveinya
telah naik rata-rata 10 persen. "Penting untuk memastikan keamanan
pasokan BBM China, dengan menaikan harga di tengah masuknya musim tanam
dan stabilitasi di Timur Tengah," demikian pernyataan resmi NDRC, Senin
(19/3/2012).
Pemilik
kilang minyak terbesar di China, Sinopec dan PetroChina, telah mendesak
pemerintah menaikkan harga BBM agar sesuai dengan biaya produksi yang
dikeluarkan.
Akibat
kenaikan itu, beberapa hari kemudian harga sayur mayur di Beijing pun
merambat naik. Tak hanya itu, mulai akhir pekan ini warga masyarakat
juga harus mulai membayar taksi lebih mahal jika bepergian lebih dari
tiga kilometer. Jika sebelumnya mereka hanya membayar 2 Yuan (satu Yuan
setara Rp 1.450), kini mereka harus membayar sekitar 3 Yuan. Kebijakan
itu selain di Beijing akan mulai diberlakukan di kota-kota lain seperti
Dalian, Kunming, Xiamen and Shaoxing. "Kami tahu harga BBM akan naik,
seperti yang sering diberitakan menyesuaikan harga minyak dunia. Tetapi
tetap saja kami shock.....," kata Huai (30).
Pria
yang sehari-harinya menjadi sopir taksi itu menambahkan pendapatan
tidak naik, tetapi kenaikan BBM pasti akan diikuti kenaikan harga
lainnya.
Meski
begitu, kenaikan harga BBM di China yang berlaku 21 Maret 2012 tidak
disertai aksi penolakan apalagi unjukrasa besar di Beijing atau beberapa
kota lainnya. Semuanya berjalan seperti biasa tanpa gejolak. Semua
memang dikendalikan oleh kewenangan terpusat yang merupakan bagian untuk
menjaga stabillitas sosial ekonomi.
Inflasi
Inflasi
Kenaikan
ini adalah kedua tahun ini dan datang saat pemerintah memiliki rentang
yang lebih untuk menyesuaikan tingkat harga, sementara inflasi mereda
dari tiga tahun tertinggi pada pertengahan 2011. Komisi dapat
menyesuaikan harga BBM ketika harga minyak internasional bergerak dengan
lebih dari empat persen selama periode 22 hari kerja.
Beijing
membatasi kenaikan dalam biaya bahan bakar untuk melindungi konsumen
dalam negeri ketika harga internasional terus menanjak. Inflasi mereda
bulan lalu menjadi 3,2 persen -- kecepatan yang paling lambat sejak Juni
2010 menyusul serangkaian kenaikan suku bunga dan langkah-langkah
pengetatan moneter oleh Beijing.
"Inflasi
tampaknya telah mereda, memberikan ruang untuk kenaikan harga minyak
kedua (tahun ini)," kata Australia dan New Zealand Banking Group dalam
sebuah catatan penelitian Selasa. "Dampak langsung terhadap CPI (inflasi
harga konsumen) akan dapat ditangani pada tahap ini."
China
khawatir lonjakan inflasi membawa potensi untuk memicu kerusuhan
sosial. Mengumumkan kenaikan harga BBM terbaru, pemerintah mengatakan
akan menawarkan subsidi untuk sektor-sektor seperti mekanisasi pertanian
dan sopir taksi untuk mengurangi dampak. Inflasi yang melambat selama
20 bulan terakhir hingga Februari silam, membuat pemerintah China
percaya diri untuk menaikkan harga BBM tanpa mempengaruhi tingkat daya
beli masyarakat.
Pada
Februari lalu, tingkat inflasi China sebesar 3,4 persen. Angka tersebut
jauh dibawa target pemerintah sebesar 4 persen. "Ini langkah berani
Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional ... kelihatannya inflasi turun
cukup tajam akhir-akhir ini, jadi kebijakan ini diambil pada situasi
politik yang pas," kata analis Gordon Kwan dari Mirae Asset Management
di Hong Kong.
Harga
yang meroket, terutama untuk komoditas bahan makanan dan BBM,
sebelumnya telah mengakibatkan terjadinya rusuh di sejumlah kota di
China. Dibawah aturan sistem harga BBM China, harga BBM untuk pasar
lokal bisa diubah bila harga minyak mentah dunia berubah lebih dari
empat persen selama rentang waktu 22 hari.
Pemerintah
Indonesia tentu telah mempunyai perhitungan dan pertimbangan matang,
untuk melakukan kenaikan harga BBM, namun bagaimana mengelola itu agar
tidak menjadikan situasi bergejolak juga penting untuk dilakukan.